Pengertian Islam dalam Konteks Kesejarahan

Pengertian Islam - Kata “Islam” berasal dari kata aslama artinya berserah diri. Ia tidak hanya berarti kedamaian, keselamatan, berserah diri kepada Allah, tetapi juga berarti berbuat kebajikan. Orang-orang yang mengakui agama Islam disebut Muslim (Mahmudunnasir, 2005:3).
Pengertian Islam dalam Konteks Kesejarahan
Sedangkan defenisi Islam, secara etimologi asal kata dari Aslama, kata dasarnya adalah salima, yang berarti sejahtera. Dari kata ini terjadi kata masdar selamat. Ada juga yang menganggap Islam itu salam yang berarti sejahtera, selamat, damai dan seimbang. Secara istilah, Islam adalah patuh dan berserah diri pada Allah. Dengan patuh dan berserah diri pada Allah akan terwujud kehidupan damai dunia akhirat (Sidi Gazalba, 1976: 24)

Karaktistik Ajaran Islam

  • Sistem Kepercayaan
Ajaran yang utama di dalam Islam adalah beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang dengan kuat ditegakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu yaitu berupa Al-Qur’an. Dan karenanya hal itu menjadi dasar bagi semua ajaran Islam.

Beriman kepada Allah merupakan ajaran yang paling pokok dan paling mendasar. Hal ini dinyatakan di dalam kalimat yang pertama yaitu ”Tidak ada Tuhan kecuali Allah”. Itulah jalan yang ditempuh semua ajaran Islam. Umat Islam pada pokoknya diwajibkan melaksanakan shalat lima kali setiap hari, dan dalam shalat mereka selalu berkata kepada Tuhan mereka: “Kepada Engkaulah kami menyembah, dan kepada Engkaulah kami minta pertolongan”.

Arti kalimat la ilaha illallah akan sangat membantu di dalam memahami pengaruh yang baik dari idiologi tauhid, yaitu keesaan Allah. Maulana Maududi menerangkan kalimat itu sebagai berikut:
Dalam bahasa Arab kata illah berarti “sesuatu yang disembah”, yaitu suatu zat yang karena keagungan dan kekuatannya dianggap tepat untuk disembah, dipuja dengan merendahkan dan menundukan diri. Sesuatu atau zat yang memiliki kekuatan terlalu besar untuk dapat dipahami oleh manusia juga disebut illah. Pengertian Illah mencakup juga pemilikan kekuasaan yang tidak terbatas. Kata illah juga mengandung pengertian kegaiban dan misteri, yaitu kata illah adalah zat yang tak terlihat dan tidak teramati. Kata khuda dalam bahasa Persa, deva dalam bahasa Hindi, dan God dalam bahasa Inggris, kurang lebih mengandung makna yang sama. Bahasa-bahasa lainya di dunia juga mengandung makna dan arti yang sama (baca dalam Mahmudunnasir yang diterjemahkan oleh Adang affandi yang berjudul “Islam Konsepsi dan Sejarahnya”, 2005:55-56).
Di pihak lain, kata Allah adalah nama diri yang pokok bagi Tuhan. La Illaha Illallah secara harfiah berarti “tidak ada illah selain Zat Yang Tunggal dan Agung yang dikenal dengan nama Allah”. Hal itu berarti bahwa di seluruh alam semesta tidak ada zat yang patut disembah selain Allah, bahwa hanya kepada Dialah kepala-kepala harus ditundukan dalam pengabdian, bahwa hanya Dialah zat yang memiliki segala kekuasaan, bahwa semua makhluk memerlukan karuniaNya, dan bahwa semua makhluk diwajibkan meminta pertolonganNya. Dia tersembunyi dari indera kita, dan kecerdasan kita tidak mampu mengamati apa Dia itu.

Ajaran yang terpenting dalam Islam adalah ajaran tauhid. Ajaran ini yang menjadi dasar dari segala dasar yaitu pengakuan tentang adanya Tuhan yang Maha Esa. Ajaran yang di bawa Nabi Muhammad wajib di percaya oleh umat Islam. Hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan pencipta, akhir hidup manusia di surga ataupun neraka, semuanya merupakan ajaran dari Islam. Di dalam Islam juga tersimpul nilai ibadat seperti halnya shalat, puasa, zakat, dan haji serta mengenal moral dan akhlak, yang kesemua itu merupakan aspek penting dalam Islam.
Mengenai Tauhid, Maulana Maududi telah mengemukakan pendapatnya di dalam bukunya, Towars Understanding Islam, bahwa tauhid adalah konsepsi tertinggi dari ketuhanan, yang untuk mengetahuinya Allah telah mengutus kepada umat manusia nabi-nabinya disegala zaman. Pengetahuan inilah yang pada zaman permulaan dibawa oleh Adam ke bumi, juga disampaikan kepada Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Pengetahuan ini pulalah yang menyebabkan Muhammad diutus kepada umat manusia.

Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan utusan Allah yang terakhir, dan tidak ada nabi-nabi lain sesudahnya. Sebagai bukti akan kepenutupan nabi itu terdapat dalam wahyu terakhir yang diterimanya yang berbunyi;
“hari ini telah Aku sempurnakan agamamu bagimu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Aku pilih bagi kamu suatu undang-undang kehidupan – al-Islam.” “Muhammad bukanlah bapak seseorang diatara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi.
Ringkasnya Islam memiliki Idiologi-idiologi sebagai berikut:
  • Islam menekankan kepada kesaan Allah dalam zat-Nya dan sifat-sifat-Nya. Di dalam Islam sekalipun Nabi Muhammad yang dianggap sebagai manusia paling mulia sepanjang masa, dia tidak lain dari pada manusia biasa pula dan menjadi hamba Tuhan.
  • Ajaran-ajaran nabi terdahulu telah mencapai kesempurnaannya dalam ajaran-ajaran Nabi Muhammad.
  • Ajaran Nabi Muhammad itu telah diyakini merupakan ajaran yang terpelihara (keasliannya) untuk petunjuk bagi manusia hingga akhir dunia.
  • Islam meyakini bahwa Nabi dikirim untuk menjadi pembimbing seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
  • Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi terakhir.

Demikianlah uraian singkat mengenai pengertian Islam dalam konteks kesejarahan berikut beberapa karakteristik dari Islam. Semoga dapat menambah wawasan keilmuan kita dan bisa bermanfaat.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengertian Islam dalam Konteks Kesejarahan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel