Pengaruh Peradaban Islam di Spanyol terhadap Eropa
11/29/18
Add Comment
Pengaruh Peradaban Islam - Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini telah berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik (Nasution, 1996: 52). Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi salah satu saluran terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik sosial, maupun perkonomian, dan peradaban antar negara. Masyarakat Eropa menyaksikan sebuah kenyataan bahwa Spanyol saat berada di bawah kekuasaan Islam telah berhasil berkembang pesat meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Salah satu pemikiran terpenting yang hingga kini masih dianut dan dikagumi adalah pemikiran Ibnu Rusyd (1120-1198 M).
Ibnu Rusyd telah berhasil melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoleles dengan cara yang memikat sehingga banyak orang yang tertarik untuk berpikiran bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam daripada ajaran pantheisme dan antropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga timbul gerakan Averroism (Ibnu Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berpikir. Meskipun begitu, pihak gereja tetap bersikeras menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini.
Gerakan Averroisme di Eropa telah melahirkan gerakan reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibnu Rusyd dicetak di Venisia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal abad ke-17 M di Jenewa. Dengan begitu, pikiran Ibnu Rusyd semakin populer dan telah menjadi salah satu paham utama bagi masyarakat Eropa.
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas Paris didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di Akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat, diajarkan di sana. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam di Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) peninggalan pemikiran Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun Islam akhirnya harus pergi meninggalkan negeri Spanyol dengan cara yang menyakitkan, Islam telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, kemudian gerakan reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M, serta disusul dengan pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18 M (Yatim, 1994: 108-110). Dengan demikian, peran Islam tetap terasa meski tidak lagi dalam bentuk sebuah agama melainkan dalam bentuk peradaban yang tinggi.
Demikianlah pengaruh peradaban Islam di Spanyol terhadap Eropa. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan keislaman kita.
0 Response to "Pengaruh Peradaban Islam di Spanyol terhadap Eropa"
Post a Comment